Entah bagaimana aku harus merespon keadaan yang sedang aku alami. berusaha normal? yaa tentu saja aku sudah melakukannya..
atau harus terlihat aneh? ah, aku kira itu bukan solusi..
terkadang aku haus canda tawa itu.. canda tawa kegembiraan. bukan canda tawa kepura-puraan..
aku pikir aku munafik. mungkin? atau bahkan itu memang jawabannya?
apa? aku munafik?
aku hanya ingin melaksanakan tugasku sebagai 'seseorangmu'..
WELCOME..
itu yang sedang aku bicarakan. kata bahasa asing itu sering terngiang sejak kau menggandengnya.
apa yang membuatmu begitu berubah?
haruskah aku menyembunyikan kekecewaanku padamu wahai 'seseorangku'??
tidakkah kau menyadari perubahanmu padaku?
kali ini, aku berusaha welcome.. tapi entah kenapa perasan itu selalu hilang tiba-tiba ketika aku mengingat keegoisanmu, ketidakpedulianmu, dan beberapa kalimat yang aku rasa tidak seharusnya kau mendapati itu semua..
oh tidak.. apa mungkin aku yang terlalu sensitif?
tidak peka dengan apa yang terjadi padamu? apa mungkin aku terlalu menodongmu dengan sikapku??
tolong jawab wahai 'seseorangku' !!
beri kejelasan tentang ini semua !!
tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara kita !!
tentang hati kita yang terlalu membeku dengan senyum palsu kita !!
tentang perbedaan pemikiran yang tak pernah kau ungkap padaku !!
ada apa denganmu wahai 'seseorangku'?
apa aku kurang membuatmu tersenyum sehingga kamu menghilang begitu saja?
ahh..
aku bingung dan aku lelah..
aku menyerah..
dan aku kalah !!
Kenapa menyerah kalau kamu masih bisa berusaha?
BalasHapusTidak ada yang kalah, hanya perasaan itu yang tak mampu mengurai setiap tingkah yang kau ungkap. Mungkin tertutup cairnya tawa karena kebahagiaannya, sehingga kebekuan yang terjadi padamu tak mampu dicairkan.
:)
iya.. semoga saja begitu :)
BalasHapus